Lihat
judulnya saja kalian pasti berpikir tulisan ini berisi yang mengandung syarat
alur pertemuan, punya rasa suka, lalu benih cinta bertebaran jika cintanya
berbalas berucung pelukan dan ciuman sebagai tanda kasih. Sungguh tulisan yang
memuakan bukan? Sudah banyak yang menuliskannya, udah basi! Stop jangan memaki
dulu, yang jelas aku tak menulis alur yang seperti itu, santai.
Cinta dan sayang disini
aku artikan sebagai Indonesia dan Jepang, dua Negara yang sudah terpatri
disetiap sisi lubuk hatiku. Bagiku dua Negara ini memiliki banyak kemiripan.
Lihat saja bentang alamnya, sama-sama memiliki gelar kaisar, Negara Maritim. Kurang
bukti untuk alasanku yang satu ini? Oke, capcus kita lihat Social Culturenya
deh, kebudayaan nasional dijinjing dari kumpulan puzzle disetiap penjuru negri.
Meskipun sama mengapa derajat Indonesia lebih tinggi? Tapi mengapa Jepang lebih
maju? Ada ratusan pertanyaan yang serupa yang ku ajukan,dan ada ribuan jawaban
dengan awalan kata “karena”. Jika begitu aku akan dengan santainya merebut toa pemimpin
demonstran lalu berteriak ‘Aku Cinta Indonesia dan aku sayang Jepang’ dan aku
yakin kalian akan memakiku ‘kau sudah gila nona! Mana bisa kau mencintai dan
menyayangi keduanya dalam bersamaan? Kau memang orang gila nona!” ya aku memang
sudah gila, mungkin dalam hubungan asmara aku ini seorang yang berselingkuh,
seorang yang medua, lantas aku harus peduli, begitu? Kalau aku peduli aku tidak
gila dong?? Asal kalian tau, saat dimana jiwaku melalang buana aku terkadang
muncul ribuan ide yang jelas dalam nyatanya aku tak mungkin sanggup tuk
wujudkannya sendiri, untuk jayanya negri ini kenapa tidak bermimpi. Aku pernah
saat bersantai menikmati kue terlintas bagaimana bisa sebuah negri yang hanya
sebesar kue lidah kucing bisa maju lalu kita? Boro-boro maju negri ini mandeg
gak maju gak trus mundur? dan akhir-akhir ini malah mundur? Piye tho? Ah… aku
ingat saat pelajaran ekonomi ‘andaikan negri ini memperkuat disektor industry
pasti maju’ lalu? Sector agrarisnya mau dikemanakan? Nasib petani mau gimana?
Ujungnya aku kan bertanya ‘mengapa tak seperti Jepang? Semuanya seimbang baik
industry maupun agrarisnya? Buat apa menjiplak Negara adidaya tapi negri tidak
cocok? Kenapa ada yang mirip gak dicontoh malah dianggap kampungan? Oh lucunya
negriku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar