Kalau dengar kata itu terlintas pasti puncak, fotonya keren, orangnya seperti om Agung Hercules kuat dan tangguh, dan yang lainnya. Kali ini yang akan aku bahas bukan itu, tapi keprihatinanku medengar dan membaca berbagai media berita tentang para pendaki tersesat, kecelakaan, hilang bahkan meninggal. Aku memang bisa dibilang anak bawang kalau ikut berkomentar, bahkan bisa dibilang aku baru satu kali naik gunung bisa saja kalian memperolokku tapi aku tidak masalah karna hal itu. Meski baru sekali naik gunung terlebih aku hanya naik gunung Merbabu dimana treknya cukup cetek bagi kalian, membuatku tak kecil hati karna aku masih disini bisa pulang dengan selamat. Setelah kelulusan SMA aku memiliki segudang planning indah sekadar naik bukit atau naik gunung, beberapa terlaksana tapi sebagian lagi? gatot! kenapa? aku sudah terlalu malas. Malas bukan karena gak punya budget atau belum beli carrier bermerk, belum beli sepatu atau peralatan yang branded. Bukan karena itu! Tapi aku malas, karena kini gunung penuh sampah, sudah tidak seindah ayahku ceritakan saat beliau naik gunung, bunga edelweiss yang harus dijaga kini mulai pitak, naik gunung yang seharusnya dengan peralatan yang cukup malah cuma buat pamer alat semacam fashion show berjalan, belum lagi dimana kalau kita naik gunung bisa pulang bawa cerita yang menarik malah pulang dengan raga yang sudah dibalut kain putih suci. Miris itu yang aku rasakan. Adanya film yang bertemakan petualangan, semacam naik gunung menjadikan orang-orang beranggapan naik gunung itu MUDAH! Ya Tuhan ampunilah para penonton yang polos ini~, naik gunung bukan seperti di film, aduh! mereka itu bawa segudang crew yang sigap menolong para aktor/aktris! belum lagi beberapa pendaki profesional yang disewa idiw masih pengen naik gunung, kalau tau sebenernya naik gunung itu SUSAH? dan yang terbaru dan hot, para pendaki meningal aduh nyawa kita itu cuma satu, jangan pakai slogan si kucing kalo lagi kegiatan outdor~ demi ke kecean badan gak fit kamu paksa naik akhirnya? teman-temanmulah yang repot, apalagi teman-temanmu ya istilahnya semi profesional. Dan adalagi tren foto selpeh? aduh jangan selpeh tapi safety, mau yang pulang foto kam doang? dan yang lain foto diambang kematian, aduh perlu diingat sekali lagi kalau nyawa kita cuma satu, jangan disia-siakan, jangan jadikan dirimu sebagai kelinci percobaan mati konyol, bukan menghina tapi sekali lagi aku turut prihatin. Aku yang terlahir ditengah-tengah keluarga PA, sehingga sedari kecil aku diajarkan bagaimana hidup di alam, dan bagaimana aku adventure yang benar. Jadi makin banyaknya pemberitaan yang tidak mengenakan dari hari ke hari, membuat aku bertanya-tanya, "mengapa mereka bisa meninggal?" "kenapa matinya konyol?" "kenapa gak lengkap peralatannya" dan segudang pertanyaan serupa. Jadi buat kalian baik yang sudah profesional maupun yang masih beginner ayolah ingat safety first! lalu logistik baru foto! oke?
sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar